Siang itu di suatu kelas , tiba – tiba Bu guru menanyakan hal yang di luar pemikiran para muridnya. Sang Ibu Guru tersebut menanyakan kepada para muridnya tentang persamaan antara Manusia dan Ayam?. Setelah bermacam – macam jawaban dari para murid, Ibu Guru tersebut menanyakan hal selanjutnya yaitu tentang Apa perbedaan antara Manusia dengan Ayam?. Suasana kelas waktu itu terasa begitu ramai karena merasa kalau ibu gurunya itu sedang bercanda. Mereka pada tertawa, tapi ada juga yang memikirkan hal itu lebih dalam daripada teman – teman yang lainnya. Salah satu murid yang tergolong cerdas mencoba menganalisis apa maksud dari pertanyaan Ibu Guru tentang manusia dan ayam tersebut. Layaknya seorang detektif, murid tersebut segera mencari referensi tentang pertanyaan aneh tersebut. Hingga akhirnya murid tersebut menemukan analisis yang luar biasa.
Menurut beberapa jawaban yang pasti, persamaan antara Manusia dengan Ayam ternyata lebih banyak dibandingkan dengan perbedaannya. Jika Manusia lapar, maka Ayam juga lapar dan itu berarti manusia dan ayam butuh makan, sama. Jika manusia marah ketika diganggu, maka ayam juga akan marah ketika diganggu, keduanya akan melawan, apalagi kalau ayam yang baru saja memiliki anak, jangan coba – coba deh ganggu ayam tersebut kalau nggak mau dilabrak, hehe..... Selanjutnya, jika manusia butuh pasangan dari lawan jenis, maka ayam juga butuh pasangan dari lawan jenisnya. Subhanallah,,, ternyata manusia dan ayam banyak persamaannya. Jadi ngerasa kayak ayam yah?? Hehe.....
Trus apa dong yang membedakan antara manusia dengan ayam? Menurut analisis dari murid yang jenius tersebut, ternyata hanya ada satu hal yang membedakan antara manusia dengan ayam. Yaitu “AKAL”. Manusia punya otak, ayam juga punya otak. Tapi perbedaan yang sangat mendasar antara manusia dan ayam hanyalah akal. Manusia punya akal, sedangkan ayam tidak punya akal. Inilah hal yang sangat besar yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk lainnya. Makhluk hidup manapun di dunia ini tidak mempunyai akal seperti manusia. Ayam dan binatang lain hidup hanya dengan menggunakan instingnya. Ayam jika makan tidak peduli apakah makanan yang dimakan halal atau haram, yang penting kenyang. Selain itu, ayam menyalurkan insting seksualnya juga dengan sembarangan. Asal ketemu betina, langsung diembat aja. Ndak peduli apakah dia ibu’nya, atau kakaknya, ndak peduli apakah dia korengan atau tidak. Kalau jadi ayam pasti langsung dihajar aja. Ora urusan,,,, hehe...
Hal ini berbeda dengan manusia. Manusia jika ingin melakukan sesuatu pasti akan menggunakan akalnya terlebih dahulu alias mikir dulu. Jika lapar maka manusia akan makan, tapi sebelum makan manusia akan berfikir dulu apakah makanan itu halal atau haram. Jika manusia memiliki hasrat terhadap lawan jenis, maka manusia akan mencari hal yang baik agar dapat menyalurkan hasratnya tersebut. Mungkin bisa dengan datang ke orang tuanya untuk dilamar, agar bisa menjadi halal. Atau jika belum mampu maka dia akan berpuasa untuk memendam hasratnya tersebut. Nggak asal serobot saja kayak ayam. Manusia pasti akan menggunakan akalnya sebagai dasar dia bertindak. Nah akal inilah yang sesungguhnya akan menjadikan manusia itu mulia. Manusia akan menjadi mulia manakala selalu menggunakan akalnya dalam setiap melangkah. Sebaliknya akal malah bisa menghinakan kita sehina – hinanya. Bahkan lebih hina dibandingkan dengan binatang ternak, jika dalam melangkah dalam hidupnya tidak menggunakan akalnya.
Lho kok bisa manusia tidak menggunakan akalnya? Ya bisa aja toh. Contoh : pada jaman sekarang banyak sekali manusia dalam mencari harta tidak peduli apakah harta itu halal atau haram. Yang penting dia dapat harta yang banyak dan melimpah, yang menjadikannya terpandang. Cara apapun dilakukan entah dengan korupsi, menipu, mencuri dll. Itu adalah tanda bahwa manusia tersebut sudah tidak menggunakan akalnya dalam bertindak. Maka manusia semacam itu tidak ubahnya seperti binatang yang bertindak menggunakan instingnya aja. Atau manusia ketika hasratnya kepada lawan jenis muncul dia malah tidak mencari jalan yang halal, malah mencari jalan pintas untuk menyalurkan hasratnya itu. Mereka melampiaskan hasratnya itu dengan pacaran, atau memaksakan kehendak (memperkosa), melacur, dll. Bahkan sekarang tindak kejahatan terhadap wanita sudah melampaui batas, sampai – sampai angkotpun menjadi tempat maksiat tersebut. Naudzubillahimindzalikk.... nafsu sudah mengalahkan segalanya termasuk akal sehat.
Khusus buat masalah pacaran. Kayaknya sekarang memang susah untuk menghilangkan hal buruk tersebut. Biasanya ini terjadi pada anak – anak remaja usia SMP atau SMA yang merasa sok gaul. Mereka biasanya menganggap yang nggak pacaran itu nggak gaul, nggak laku, kuper, dan macam – macam gelar lainnya. Bahkan menurut beberapa badan survei di indonesia, pacaran di indonesia sudah sangat parah. Hingga mereka sudah berani melakukan hubungan suami istri, padahal belum menikah. Padahal jika aku boleh ngomong, maka sebenarnya merekalah yang nggak gaul. Mereka yang pacaran itu bener – bener nggak menggunakan akalnya, alias ndak mau mikir. Mereka hanya menggunakan insting aja dalam menyalurkan hasrat seksualnya. Dan mereka itulah yang disebut lebih rendah daripada binatang ternak. Karena mereka sudah dikasih akal tapi ndak mau menggunakan akalnya. Malah lebih mementingkan insting hawa nafsunya. Padahal jelas – jelas islam itu telah melarang kita untuk mendekati zina, dan pacaran adalah jalan yang mendekati zina. Allah subhanahu wata’ala befirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS Al Israa : 32).
Oke sobat, sekarang kita tahu bahwa yang membuat manusia menjadi mulia adalah manusia yang menggunakan akalnya dalam setiap langkah kakinya. Bukan manusia yang hanya melangkah tanpa pikir – pikir dulu. Maka manusia yang tidak menggunakan akalnya itu derajatnya lebih rendah daripada binatang ternak. Kok bisa lebih rendah? Ya iya lahh... logikanya, ayam tidak menggunakan akal karena memang ayam tidak dikasih akal. Tapi manusia dikasih akal tapi ndak mau digunakan. Itukan namanya bodoh. Ibarat ayam ndak dikasih modal apa – apa dapet 1000, nah manusia dikasih modal 10.000 tapi dapetnya sama dengan ayam, sama – sama dapat 1000. Kan manusia lebih begok daripada ayam. Iya kan?
Untuk itulah mari kita dalam bertindak selalu mempertimbangkan apakah perbuatan kita sudah benar apa belum. Dengan menggunakan akal yang sehat insya Allah kita akan selamat dunia dan akherat. Dan dalam Al Qur’an juga Allah banyak menyuruh kita untuk menggunakan akalnya. Banyak sekali ayat yang menyuruh kita untuk berfikir dan menggunakan akal kita. Diantaranya adalah
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang BERAKAL.” (QS Ali Imron ayat 190)
Pemuda cerdas selalu menggunakan akalnya dalam bertindak.
Pemuda cerdas taat syariah.
Pemuda cerdas adalah pejuang syariah dan khilafah.
Menurut beberapa jawaban yang pasti, persamaan antara Manusia dengan Ayam ternyata lebih banyak dibandingkan dengan perbedaannya. Jika Manusia lapar, maka Ayam juga lapar dan itu berarti manusia dan ayam butuh makan, sama. Jika manusia marah ketika diganggu, maka ayam juga akan marah ketika diganggu, keduanya akan melawan, apalagi kalau ayam yang baru saja memiliki anak, jangan coba – coba deh ganggu ayam tersebut kalau nggak mau dilabrak, hehe..... Selanjutnya, jika manusia butuh pasangan dari lawan jenis, maka ayam juga butuh pasangan dari lawan jenisnya. Subhanallah,,, ternyata manusia dan ayam banyak persamaannya. Jadi ngerasa kayak ayam yah?? Hehe.....
Trus apa dong yang membedakan antara manusia dengan ayam? Menurut analisis dari murid yang jenius tersebut, ternyata hanya ada satu hal yang membedakan antara manusia dengan ayam. Yaitu “AKAL”. Manusia punya otak, ayam juga punya otak. Tapi perbedaan yang sangat mendasar antara manusia dan ayam hanyalah akal. Manusia punya akal, sedangkan ayam tidak punya akal. Inilah hal yang sangat besar yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk lainnya. Makhluk hidup manapun di dunia ini tidak mempunyai akal seperti manusia. Ayam dan binatang lain hidup hanya dengan menggunakan instingnya. Ayam jika makan tidak peduli apakah makanan yang dimakan halal atau haram, yang penting kenyang. Selain itu, ayam menyalurkan insting seksualnya juga dengan sembarangan. Asal ketemu betina, langsung diembat aja. Ndak peduli apakah dia ibu’nya, atau kakaknya, ndak peduli apakah dia korengan atau tidak. Kalau jadi ayam pasti langsung dihajar aja. Ora urusan,,,, hehe...
Hal ini berbeda dengan manusia. Manusia jika ingin melakukan sesuatu pasti akan menggunakan akalnya terlebih dahulu alias mikir dulu. Jika lapar maka manusia akan makan, tapi sebelum makan manusia akan berfikir dulu apakah makanan itu halal atau haram. Jika manusia memiliki hasrat terhadap lawan jenis, maka manusia akan mencari hal yang baik agar dapat menyalurkan hasratnya tersebut. Mungkin bisa dengan datang ke orang tuanya untuk dilamar, agar bisa menjadi halal. Atau jika belum mampu maka dia akan berpuasa untuk memendam hasratnya tersebut. Nggak asal serobot saja kayak ayam. Manusia pasti akan menggunakan akalnya sebagai dasar dia bertindak. Nah akal inilah yang sesungguhnya akan menjadikan manusia itu mulia. Manusia akan menjadi mulia manakala selalu menggunakan akalnya dalam setiap melangkah. Sebaliknya akal malah bisa menghinakan kita sehina – hinanya. Bahkan lebih hina dibandingkan dengan binatang ternak, jika dalam melangkah dalam hidupnya tidak menggunakan akalnya.
Lho kok bisa manusia tidak menggunakan akalnya? Ya bisa aja toh. Contoh : pada jaman sekarang banyak sekali manusia dalam mencari harta tidak peduli apakah harta itu halal atau haram. Yang penting dia dapat harta yang banyak dan melimpah, yang menjadikannya terpandang. Cara apapun dilakukan entah dengan korupsi, menipu, mencuri dll. Itu adalah tanda bahwa manusia tersebut sudah tidak menggunakan akalnya dalam bertindak. Maka manusia semacam itu tidak ubahnya seperti binatang yang bertindak menggunakan instingnya aja. Atau manusia ketika hasratnya kepada lawan jenis muncul dia malah tidak mencari jalan yang halal, malah mencari jalan pintas untuk menyalurkan hasratnya itu. Mereka melampiaskan hasratnya itu dengan pacaran, atau memaksakan kehendak (memperkosa), melacur, dll. Bahkan sekarang tindak kejahatan terhadap wanita sudah melampaui batas, sampai – sampai angkotpun menjadi tempat maksiat tersebut. Naudzubillahimindzalikk.... nafsu sudah mengalahkan segalanya termasuk akal sehat.
Khusus buat masalah pacaran. Kayaknya sekarang memang susah untuk menghilangkan hal buruk tersebut. Biasanya ini terjadi pada anak – anak remaja usia SMP atau SMA yang merasa sok gaul. Mereka biasanya menganggap yang nggak pacaran itu nggak gaul, nggak laku, kuper, dan macam – macam gelar lainnya. Bahkan menurut beberapa badan survei di indonesia, pacaran di indonesia sudah sangat parah. Hingga mereka sudah berani melakukan hubungan suami istri, padahal belum menikah. Padahal jika aku boleh ngomong, maka sebenarnya merekalah yang nggak gaul. Mereka yang pacaran itu bener – bener nggak menggunakan akalnya, alias ndak mau mikir. Mereka hanya menggunakan insting aja dalam menyalurkan hasrat seksualnya. Dan mereka itulah yang disebut lebih rendah daripada binatang ternak. Karena mereka sudah dikasih akal tapi ndak mau menggunakan akalnya. Malah lebih mementingkan insting hawa nafsunya. Padahal jelas – jelas islam itu telah melarang kita untuk mendekati zina, dan pacaran adalah jalan yang mendekati zina. Allah subhanahu wata’ala befirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS Al Israa : 32).
Oke sobat, sekarang kita tahu bahwa yang membuat manusia menjadi mulia adalah manusia yang menggunakan akalnya dalam setiap langkah kakinya. Bukan manusia yang hanya melangkah tanpa pikir – pikir dulu. Maka manusia yang tidak menggunakan akalnya itu derajatnya lebih rendah daripada binatang ternak. Kok bisa lebih rendah? Ya iya lahh... logikanya, ayam tidak menggunakan akal karena memang ayam tidak dikasih akal. Tapi manusia dikasih akal tapi ndak mau digunakan. Itukan namanya bodoh. Ibarat ayam ndak dikasih modal apa – apa dapet 1000, nah manusia dikasih modal 10.000 tapi dapetnya sama dengan ayam, sama – sama dapat 1000. Kan manusia lebih begok daripada ayam. Iya kan?
Untuk itulah mari kita dalam bertindak selalu mempertimbangkan apakah perbuatan kita sudah benar apa belum. Dengan menggunakan akal yang sehat insya Allah kita akan selamat dunia dan akherat. Dan dalam Al Qur’an juga Allah banyak menyuruh kita untuk menggunakan akalnya. Banyak sekali ayat yang menyuruh kita untuk berfikir dan menggunakan akal kita. Diantaranya adalah
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang BERAKAL.” (QS Ali Imron ayat 190)
Pemuda cerdas selalu menggunakan akalnya dalam bertindak.
Pemuda cerdas taat syariah.
Pemuda cerdas adalah pejuang syariah dan khilafah.
0 komentar:
Posting Komentar