Selasa, 16 September 2014

PERANG YAMAMAH





Perang Yamamah merupakan peperangan yang penting yang terjadi setelah Rasulullah SAW. wafat. Karena pada saat itu ummat Islam banyak yang murtad. Menurut Khalifah bin Khayyat, Muhammad Ibnu Jarir, dan sebagian ulama salaf berkata, “Peristiwa peperangan Yamamah terjadi pada tahun 11 H, Ibnu Qani’ berkata “Peperangan ini terjadi di penghujung tahun ini”.

Al-Waqidi dan lain-lain berkata, “Peperangan ini terjadi pada tahun 12 H.” Cara menggabungkan dua riwayat ini, bahwa peperangan dimulai pada tahun 11 H dan baru selesai pada tahun 12 H.

Setelah Rasulullah SAW wafat, terjadilah pemurtadan besar-besaran dari kaum muslimin terutama dipelopori oleh Musailamah al-Kadzab dari Bani Hanifah. Oleh karena itulah Khalifah Abu Bakar

Ash-Shiddiq ra. mengutus Khalid Ibn Walid ra. menuju Yamamah untuk memerangi mereka. Akhirnya terjadilah peperangan di bumi Yamamah yang dinamakan perang Yamamah.

Peperangan terjadi begitu dahsyat hingga jumlah korban terbunuh peperangan dari pihak musuh sekitar 21.000 orang. Adapun jumlah kaum muslimin yang terbunuh sebanyak 600 orang, ada yang mengatakan 500 orang, wallahu a’lam. Diantara yang terbunuh banyak terdapat sahabat Nabi yang senior, dan mereka merupakan penghafal Al-Qur’an.

Pada saat itu, sahabat Nabi yang mati syahid adalah, Abu Hudzaifah bin ‘Utbah, Salim bekas budak Hudzaifah, Syuja’ bin Wahb, Zaid bin Al-Khaththab, Abdullah bin Sahl, Malik bin Amr, Ath-Thufail bn Amr ad-Dawsi, Yazid Bin Qais, Amir bn Al-Bakir, Abdullah bn Makhramah, Saib bn Utsman bn Mazh’un, Abbad bin Basyar, Ma’nu bin Adi, Tsabit bin Qais bin Syamas, Abu Dujanah Samak Bin Harb dan beberapa shabat lain yang jumlahnya tujuh puluh. Mereka semua adalah para sahabat Nabi yang hafal Al-Qur’an.

Mendengar banyaknya para sahabat Nabi penghafal Al-Qur’an yang syahid dalam peperangan Yamamah, Umar bin Kaththab ra. khawatir Al-qur’an akan punah dan tidak akan terjaga, kemudian Umar ra. mengusulkan pada Abu Bakar ra. yang saat itu menjadi khalifah untuk membukukan Al-Qur’an yang masih berserakan kedalam satu mushaf.

Kekhawatiran Umar bin Khaththab ra. atas syahidnya para penghafal Al-Qur’an dalam perang Yamamah tentu bukanlah kekhawatiran yang biasa-biasa saja, karena ini adalah menyangkut hal yang sangat besar yakni terjaganya Al-Qur’an sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. sehingga dengan kejadian itu disepakatilah pembukuan Al-Qur’an yang hingga kini kita bisa membacanya dengan mudah.

Tujuh puluh sahabat yang gugur di perang Yamamah tentu adalah golongan sahabat yang terbaik yang pernah dimiliki oleh Ummat Islam pada masa itu. oleh karenanya sangat wajar jika Ummat islam merasa begitu kehilangan sosok para penghafal Al-Qur’an seperti mereka.

Belakangan ini kualitas ummat Islam semakin hari semakin menurun. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa fakta yang kita temui dimasyarakat sekitar kita, dimana dalam mengatur kehidupan sehari-hari mereka sangat jauh sekali dari ajaran Al-Qur’an. Al-Qur’an seolah tidak membekas sama sekali dalam kehidupan masyarakat saat ini karena tidak pernah diterapkan.

Jika kita lihat keadaan saat ini bisa dibilang lebih parah dari kondisi di masa Perang Yamamah. Dimana sekarang ini orang-orang sudah tidak peduli lagi dengan Al-Qur’an apalagi menghafal Al-Qur’an. Mereka kebanyakan sudah mati dahulu sebelum perang terjadi. Akibatnya kekhawatiran Umar bin Khaththab ra. pasca Perang Yamamah nyaris terjadi pada masa kini, yakni Al-Qur’an hampir punah dan tidak terjaga.

Oleh karena itu marilah kita berfikir dan merasakan apa yang dirasakan oleh Umar bin Khaththab ra. dengan menjaga dan menghafal Al-Qur’an. Dengan menjadi Umar bin Khaththab masa kini berarti kita telah peduli dengan Al-Qur’an. Kita patut khawatir suatu saat nanti Al-Qur’an benar-benar punah dari kehidupan Ummat Islam. Maka dari itu marilah kita hidupkan kembali Syuhada Perang Yamamah yaitu dengan mencetak para Haf’idz Al-Qur’an.

0 komentar:

Posting Komentar